Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

    Bahasa adalah cara sebuah makhluk hidup untuk saling berkomunikasi, bertukar informasi, baik dengan cara lisan ataupun tulisan. Ada banyak sekali ragam atau macam-macam bahasa khususnya di indonesia, bangsa Indonesia memiliki lebih dari 746 bahasa daerah, tetapi bahasa – bahasa tersebut di satukan dengan bahasa indonesia yang di sahkan dengan sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda)
Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian.

           Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Namun herannya kualitas tulisan mahasiswa yang saya evaluasi sangat menyedihkan. Dimana salahnya? Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan thesis atau tugas akhir, antara lain dapat dilihat pada list di bawah ini.
Membuat kalimat yang panjang sekali sehingga tidak jelas mana subjek dan predikat. Biasanya kesalahan ini muncul dengan menggunakan kata “yang” berulang kali. Menggunakan bahasa yang “berbunga-bunga” dan tidak langsung to the point. Pembaca akan lelah membacanya. Mengapa penulis tidak hemat dengan kata-katanya?  Membuat kalimat yang tidak ada subjeknya.  Kurang tepat dalam menggunakan tanda baca. Misalnya, ada tanda baca titik (atau koma) yang lepas sendirian pada satu baris. (Hal ini disebabkan karena tanda titik tersebut tidak menempel pada sebuah kata). Salah dalam cara menuliskan istilah asing atau dalam cara mengadopsi istilah asing.
Mencampur-adukkan istilah asing dan bahasa Indonesia sehingga membingungkan Menuliskan dalam kalimat yang membingungkan (biasanya dalam jurnal-jurnal). Apakah tujuannya adalah mempersulit para reviewer makalah sehingga makalahnya diloloskan?
Selain kesalahan tersebut di atas, ada lagi penggunaan bahasa yang kurang sesuai dengan kaidah. Mungkin hal ini tidak salah, tapi saya merasa kurang “pas” dalam membacanya. Contoh yang saya maksud antara lain menggunakan kata-kata “Sebagaimana yang kita ketahui bersama, …”. Jika sudah diketahui bersama, mengapa perlu dieksplorasi berpanjang lebar?

Hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan Bahasa Indonesia :

1. Tata bunyi (fonologi)
Fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian yang meliputi :
- Fonetik
Pengertian Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia
- Fonemik
Adapun Fonemik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari bunyi-ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti.

Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat mempunyi fungsi untuk membedakan arti.

2. Tata bahasa (kalimat)
Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain. Dengan kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa Indonesia dengan baik agar kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat mengenali kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain apakah gramatikal atau tidak.
Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan tersebut adalah pengertian kalimat dilihat dari segi kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada unsure lain dalam pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.

3. Kosa kata
Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis maupun lisan.
Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga mini disebut gaya. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan memakai bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan warisan melainkan diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya.
Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan) atau penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi atau apa yang dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

 Jadi mulai sekarang cobalah menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ..

0 komentar:

Posting Komentar